Kronologis Singkat Gilang Sang Predator "Fetish Kain Jarik"
Sedang ramai diperbincangkan di Twitter Hashtag “Gilang” sang predator fetish kain jarik. Cerita selengkapnya dapat kalian temukan di thread yang disebarkan oleh @m_fikris. Kurang lebih ceritanya sebagai berikut yang dirangkum Cakrawala Unik
Sebelumnya kalian harus mengerti "Fetish" merupakan rangsangan seksual melalui fantasi atau perilaku seksual yang melibatkan benda tak hidup. Dalam kasus ini Gilang sang pelaku memiliki fetish terhadap korban yang diikat menggunakan kain jarik.
Di awal cerita kalian akan mengetahui, kejadian berlangsung ketika korban menjadi maba di salah satu PTN di Surabaya, nah tiba-tiba dapat DM dari Gilang untuk meminta difollback. Gilang ngaku anak Unair angkatan 2015, ia juga meminta nomor WA korban untuk menjelaskan riset penelitiannya.
Kejadian janggal pertama ketika korban memberikan no WA sembari ngechat “iku” yang berarti “itu”. Gilang tersinggung dan merasa tidak sopan. Tetapi korban tidak menghiraukan dan percakapan mereka lanjut di Whatsapp.
Di WA Gilang menjelaskan dia sedang ngadain riset tentang bungkus-membungkus. Menurut pelaku, ketika seseorang dibungkus dan dibuat tertekan, keluar reaksi natural dan kondisi emosionalnya seperti gugup, menangsi dan takut bisa keluar. Intinya dengan bungkus-membungkus pelaku juga meyakinkan dapat dijadikan sebuah terapi.
Awalnya korban menolak karena agak takut dari penjelasan pelaku, tetapi pelaku memohon-mohon beralasankan bahwa ia merupakan mahasiswa akhir. Akhirnya korban mengiyakan. Dari percakapan mereka, pelaku mengaku ada penyakit vertigo akut sehingga menganggu pemikiran dia, makanya ia sempat marah ketika mendengar kata “iku”.
Untuk melakukan kegiatan bungkus-membungkus ini diperlukan partner untuk membungkus. Karena alasan pandemi Covid 19, korban meminta bantuan dari teman SMAnya itupun sempat mendapat teguran dari pelaku dengan alasan takut salah menyampaikan.
Tibalah saatnya untuk melakukan riset, pelaku meminta korban dibungkus nanti pakai kain jarik. Risetnya dimulai dengan melakban bagian mata dan mulut serta seluruh badan, kemudian ditutup dengan kain jarik seperti dan diikat seperti “pocong” kurang lebihnya.
Korban mulai dibungkus pada pukul 9.55 dan selesai pada pukul 13.00. Tak cukup sampai disitu, pelaku juga meminta korban untuk membungkus temannya. Intruksi cara melakban dieberikan pelaku melalui via Whatssapp. Beberapa kali juga pelaku meminta korban untuk memfoto ulang.
Kejadian aneh memuncak ketika temen korban merasa kehausan dan sesak, otomatis sang korban mencoba melepaskan, pelaku maksa dan mengancam bahwa penyakit vertigonya bisa kambuh dan akhirnya bunuh diri. Pelaku juga menelpon teman korban untuk ngeyakinin temennya. Korban kesal karena penelitian macam apa memaksa subjek penelitiannya.
Korban yang mulai marah-marah ke korban hingga pelaku menangis. Pelaku mengaku gemeteran dan mohon2 untuk tidak menekan dia. Pelaku juga menuntut korban untk minta maaf. Korban pun minta maaf. Ketika sudah tenang pelaku meminta korban untuk mengulang proses bungkusnya dia. Korban menolak.
Di malam hari, pelaku membuat story WA bahwa Gilang sedang parah dan meminta bagi siapa saja yang bermasalah silahkan hubungi seakan-akan pihak keluarga yang sedang berbicara. Korban yang merasa langsung membalas status tersebut.
Namun intinya masih sama yaitu meminta korban untuk ngulang riset biar katanya Gilang tenang. Akhirnya korban yang merasa kesal meminta untuk mencari saja relawan lain dan membagikan di Twitter. Ternyata korban dari Gilang ini tidak 1 saja :D
Cukup anehkan? Hati-hati ya buat kalian jika mendapat pesan dari orang
yang tidak dikenal dan meminta hal yang aneh-aneh sebaiknya ditolak saja.