Felicola subrostratus: Kutu Kucing Taksonomi, Morfologi, Kepentingan dan Pengendalian
Felicola Subrostratus
Kutu ini termasuk Mallophaga
yaitu kutu penggigit yang sering ditemukan di daerah kepala, muka, leher, aurikula
dan punggung kucing (Rataj et al,
2004). Ciri khas kutu penggigit atau Mallophaga adalah kepala yang besar dan
lebih lebar dari thorax. Panjang tubuh kutu Mallophaga adalah 2-3 mm, serta
bagian mulut yang khusus untuk kutu penggigit (Greenwood, 2017).
Felicola
subrostratus memiliki kepala lancip, memanjang dan pada sebelah anterior
meruncing menyerupai segitiga, antenanya tersusun oleh tiga segmen. Pada bagian
abdomen ditemukan kaki pendek dengan satu cakar, tiga pasang spirakel halus dan
beberapa bulu (Elit, 2018).
Gambar 1. Kutu Felicola
subrostratus pada mikroskop (dok. pribadi)
Klasifikasi
Klasifikasi Felicola subrostratus menurut Myers et al (2020)
Kingdom :
Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Phthiraptera
Famili :
Trichodectidae
Genus :
Felicola
Spesies : Felicola subrostratus
Inang
dan Predileksi:
Inangnya definitifnya yaitu kucing.
Predileksi di kulit dan rambut. Kucing yang memiliki rambut yang panjang, tua
dan sakit-sakitan paling sering terkena parasit ini (Sahimin, 2012).
Siklus Hidup:
Kutu betina dewasa meletakkan
telurnya didasar rambut hewan dan akan menetas 1-2 minggu. Telur kutu biasa
disebut juga sebagai nit. Kutu mengalami metamorfosis sederhana. Setelah telur
menetas akan masuk ke fase nimfa. Nimfa mengalami 2 kali moulting dan menjadi kutu dewasa muda (Capcvet, 2013).
Kutu merupakan parasit obligat yang
artinya untuk hidup dan tumbuh berkembang memerlukan inang. Kutu hanya bisa
beertahan 3-7 hari diluar tubuh inang.
Gambar 3. Siklus hidup kutu Felicola subrostratus (Sumber: Animalpatient.com)
Kepentingan:
Kutu Felicola subrostratus menyebabkan kucing gelisah, stress dan tidak
nyaman akibat gigitannya. Penularannya melalui kontak langsung antara sesama
inang. Kutu ini memiliki derajat host
specificity yang tinggi dan tidak menghisap darah. c
Diagnosa:
Melalui penemuan ektoparasit pada
kulit. Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi kutu.
Prognosa:
Fausta.
Pengendalian:
Pendendalian
infestasi kutu sering digunakan insektisida, karbamat, fipronil atau
selamectin. Obat-obat ini bisa dalam bentuk bedak, cair, ataupun dalam bentuk spray. Pengendalian dan pencegahan terhadap kutu ini yaitu
membersihkan kebersihan rambut kucing karena kebanyakan kutu menginfestasi
kucing yang rambutnya tidak bersih, nampak kusut dan kondisi sedang tidak sehat
(de Barros et al, 2012)
Daftar Pustaka
Capvet. 2013. Lice for Dog. https://capcvet.org/guidelines/lice/
(diakses 13 November 2020)
de Barros, F. N., M. P. O. Farias, J. P. C. Tavares, L. C. Alves, and M.
A. G. Faustino. 2012. In vitro Efficacy of Oil from the Seed of Carapaquianesis
(andiroba) in the Control of Felicola Subrostratus. Brazilian Journal of
Pharmacognosy 22(5): 1130-1133.
Elit, E. S. 2018. Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit pada Kelinci
Lokal Ras Angora di Splendid Kota Malang dan Peternakan Kelinci Unggul Kota
Batu sebagai Sumber Belajar Biologi Kelas X SMA. Universtas Muhammadiyah
Malang.
Greenwood, S. 2017. Veterinary Parasitology Arthropod Parasites. Dept.
of Biomedical Sciences. Universitiy of Prince Edward Island: 40-50.
Meyers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A.
Dewey. 2020. The Animal Diversity Web. https://animaldiversity.org/accounts/Felicola_subrostratus/classification/
(diakses 13 November 2020)
Rataj, A. V., J. Posedi, and A. Bidovec. 2004. Ectoparasites: Otodectes cynotis, Felicola subrostratus and Notoedres cati in the Ear of Cats. Slov
Vet Res; 41 (2): 89-92.
Sahimin, N. 2012. Biodiversity and Epidemiology Study of Macroparasites from Stray Cats in Peninsular Malaysia. Universiti Malaya.
Siagian, T. B dan F. H. Fikri. 2019. Infestasi Ektoparasit pada Kucing di Klinik Hewan Kabupaten Bogor. Seminar Nasional Teknologi Terapan Inovasi dan Rekayasa (SNT2IR). Program Pendidikan Vokasi. Universitas Halu Oleo: 480-484.