Monday, November 16, 2020

Diphylidium caninum: Taksonomi, Morfologi dan Kepentingan

Diphylidium caninum


Morfologi

Telur cacing Dipylidium caninum (Gambar 1.). Ciri khas telur cacing D. cacninum adalah telur yang berkelompok dengan isi 8-15 telur yang terbungkus oleh selaput membran yang tipis (Narasimham et al, 2013). 



Gambar 1. Telur cacing Dipylidium caninum pada mikroskop.

 

Cacing D. caninum terdiri dari kepala, leher dan strobila (Cabello et al, 2011). Kepala cacing pita ini dilengkapi bothridia, bothria, atau scolex yang berfungsi untuk menempel pada dinding usus. Bagian anterior scolex terdapat rostellum yang dilengkapi kait. D. caninum memiliki ciri khas segmen yang terdiri dari organ reproduksi jantan atau betina yang bernama proglotid (Cahyani dkk, 2019). Proglotid D. caninum biasanya 12mm panjang dan bentukannya seperti beras (Chong et al, 2020).

(A)

(B)

Gambar 2 (A). Cacing D. caninum yang nampak rostellum (sumber: parasite.org), Gambar 2 (B). Proglotid cacing D. caninum (sumber: pathologyoutlines.com)

  

Klasifikasi

Klasifikasi Dipylidium caninum menurut Cahyani dkk (2019) adalah

Filum              : Platyhelminthes

Kelas               : Cestoda

Ordo                : Cyclophylidea

Famili             : Dipylididae

Genus              : Dipylidium

Spesies            : Dipylidium caninum

 

Inang dan Predileksi

-  - Inangnya definitifnya yaitu anjing dan kucing.

- -Inang antaranya adalah pinjal Ctenocephalides felis dan Ctenocephalides canis (Narasimham et al, 2013).

-  - Inang incidental: Manusia (CDC, 2019).

-  - Predileksi: Usus halus           

 

Siklus Hidup

Dalam lingkungan, telur cacing keluar berssama feses. Host intermediet yaitu pinjal Ctenocephalides pada fase larva mencerna paketan telur cacing. Oncosfer menetas dan berkembang menjadi cysticercoid. Stadium cystecercoid ini berada di tubuh inang sementara hingga pinjal menjadi dewasa. Inang utama seperti anjing atau kucing tertular cysticercoid dari pinjal. Cysticercoid akan mengarah ke usus halus inang utama dan berkembang menjadi cacing dewasa sekitar 1 bulan (CDC, 2019).



Gambar 3. Siklus hidup cacing Dipylidium caninium (Sumber: CDC.gov)

 

 

Kepentingan

Dipylidiasis yang merupakan penyakit cacing pita uang bersifat zoonosis karena dapat ditluarkan kepada manusia melalui inang sementara seperti pinjal anjing atau kucing. Gejala spesifik pada kasus ini kucing atau anjing menggosokkan anus pada lantai karena rasa gatal pada area perianal serta keberadaan segmen cacing pada area perianal (Cahyani dkk, 2019).

Penyakit dipylidiasis pada manusia jarang dilaporkan, tetapi berdasarkan laporan penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak. Kebanyakan pada manusia kasus ini bersifat asimtomatik, tetapi kasus dipylidiasis hebat pada anak pernah dilaporkan dengan gejala sakit pada daerah abdomen (Narasimham et al, 2013).

Diagnosa

Melalui pemeriksaan feses anjing atau kucing. Bisa menemukan cacing dewasa pada usus halus. Melihat ciri khas morfologi cacing dan melihat gejala klinis anjing atau kucing yang menggosokkan anusnya di lantai atau jalanan.

 

Prognosa

Fausta.

 

Pengobatan dan Pengendalian

Pengobatan untuk kasus dipylidiasis pada anjing kucing yaitu penggunaan obat praziquantel palmoat dan niclosamide. Pencegahan dengan menjaga lingkungan anjing dan kucing agar terbebas dari infestasi cacing dan menyingkirkan inang sementara pinjal kucing dan anjing (Narasimham et al, 2013).

 

Daftar Pustaka

Cabello, R. R., A. C. Ruiz, R. R. Feregrino, L. C. Romero, R. R. Feregrino, and J. T. Zavala. 2011. Dipylidium caninum infectio. BMJ Case Reports 2011

Cahyani, A. P., I. N. Suartha., dan N. S. Dharmawan. 2019. Laporan Kasus: Penanganan Dipylidiasis pada Kucing Angora dengan Praziquantel. Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan Vol. 1, No. 1:20-24.

CDC. 2019. Dipylidium caninum. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/dpdx/dipylidium/index.html (diakses 16 November 2020)

Chong, H. F., R. A. Hammoud, and M. L. Chang. 2020. Presumptive Dipylidium caninum Infection in a Toddler. Hindawi Case Reports in Pediatrcis, Vol. 2020, Article ID 4716124: 1-3.

Narasimham, M. V., P. Panda, I. Mohanty, S. Sahu, S. Padhi, and M. Dash. 2013. Dipylidium caninum infeciton. Indian Journal of Medical Microbiology Vol. 31, No. 1:82-84.

 


Share This Article


Copyright © 2014 CakrawalaUnik