Monday, November 7, 2016

Deburan Ombak dan Indahnya Cakrawala Senja Losari

Hi guys!! Kenalin nama saya Admin (nama samaran) biasa dipanggil Mimin. Saya berasal dari Kota Daeng(panggilan khusus orang Makassar) namun sekarang merantau ke Surabaya untuk mengenyam pendidikan lanjut. Biasanya salah satu derita anak rantau adalah rindu kampung halaman (anak rantau mana suaranya?). Untuk meminimalisir rasa rindu, Mimin mau berbagi infromasi tentang kekhasan kota kelahiran Mimin yakni Pantai Losari.



Pantai Losari adalah sebuah pantai yang terletak di sebelah Barat kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pantai ini menjadi lokasi warga sekitar untuk menghabiskan waktu serta sebagai sarana rekreasi pengunjung.


Pantai Losari juga diminati oleh wisatawan mancanegara (wisman). 




Roem menyebutkan, dua destinasi favorit wisatawan asing Makassar, yaitu Kawasan Kuliner di Anjungan Pantai Losari dan Pulau Samalona.
sumber data:http://www.antarasulsel.com/berita/76044/kunjungan-wisman-ke-makassar-meningkat-pada-2016







Pada tahun 1945, Pantai Losari digagas oleh Wali Kota Makassar, DM van Zwieten (1945-1946) pada pemerintahan NICA. Dalam definisi katanya, "Losari" terdiri dari "los" dan "ari". "Los" berasal dari bahasa Jawa yang artinya ambigus makna. Maknanya berarti merupakan sebuah kawasan atau tempat jual-beli mengingat memeang dulu Pantai Losari adalah tempat berjualan. "Ari" berasal dari kata "ari-ari" yang bermakna pembungkus dan penyuplai.

sumber data:













1) Mengunjungi Masjid Terapung Pertama di Indonesia


Di timur laut Pantai Losari terdapat Masjid Amirul Mukminin yang merupakan masjid terapung pertama di Indonesia. Masjid ini diperkirakan mampu menampung sekitar 500 jamaah.


sumber data: 
http://www.tribunnews.com/travel/2015/05/25/masjid-terapung-pertama-indonesia-ada-di-makassar-persisnya-di-pantai-losari



2) Mengambil Momen Berhaga pada Giant Letter di Pantai Losari

Di Pantai Losari terdapat banyak giant letter yang bertuliskan "Pantai Losari", "Toraja", "City of Makassar", "Bugis" dan sebagainya. Hal ini banyak dimanfaatkan pengunjung untuk berfoto di sekitar giant letter ini. Biasanya mereka berfoto sesuai dengan huruf awal nama mereka. Sebagai contoh foto teman Mimin yang mempunyai nama dengan awalan huruf "I". Maaf ya Mimin sensor demi rahasia bersama... hehehe...




3) Menikmati keindahan sunset

Melihat perpaduan warna kuning keemasan dengan langit biru, deburan ombak pemecah kesunyian, dan angin sejuk yang menenangkan jiwa sungguh menjadi pengalaman tersendiri untuk menyegarkan pikiran. Waktu menunjukkan pukul 17:55 WITA, masyarakat berbondong-bondong duduk di pinggir pantai menikmati sang surya yang perlahan-lahan meredup. Lebih nikmat jika dinikmati dengan pisang epe.


4) Mencicipi makanan khas Makassar pisang epe

Di sepanjang Pantai Losari berjejeran pedagang kaki lima (PKL) yang menjual pisang epe. Pisang epe dibakar menggunakan arang, kemudian pisang diepe yang berarti dijepit menggunakan kayu, setelah itu dibakar lagi agar cukup lembek. 

Pisang epe hadir dengan berbagai varian rasa seperti keju(parutan keju), durian(vla durian), coklat(parutan coklat), dan orisinal(hanya gula aren). Pisang epe kemudian disiram gula aren dan susu kental manis. Untuk menikmati sensasi renyah dan manis ini hanya memerlukan uang sebesar Rp 6.000 sampai Rp 8.000.


5)Berburu Pokemon 


Cukup unik sih... Tapi Pantai Losari adalah lokasi favorit untuk berburu pokemon? Mengapa? Di Pantai Losari banyak pokestop yakni tempat untuk mendapat item dalam game dan dilengkapi lure pemancing pokemon yang nyaris aktif 24 jam nonstop.

Sumber data: Pengalaman pribadi dan
http://makassar.tribunnews.com/2016/07/17/pantai-losari-makassar-jadi-tempat-favorit-berburu-pokemon-mengapa





Keterangan:

Gambar 1: Tidak terawatnya giant letter sign "Kolaka" dari "Kolaka Kakao City"

sumber: http://makassar.tribunnews.com/2015/07/24/foto-giant-letter-ikon-kolaka-tidak-terawat

Gambar 2: Giant letter dinaiki warga

sumber: http://makassar.tribunnews.com/2016/01/04/foto-giant-letter-di-losari-dinaiki-warga

Gambar 3: Huruf "T" dari "Toraja" di Pantai Losari hilang

sumber: http://makassar.tribunnews.com/2015/08/16/foto-waduh-huruf-t-di-anjungan-toraja-pantai-losari-hilang


Dari gambar diatas, apa yang dapat kita simpulkan? Ya... sungguh miris, bahkan parawisata kelas mancanegara yang seharusnya diberi perhatian khusus, sebaliknya terbengkalai. Mengapa demikian?


1) Kurang kesadaran dan rasa menghargai

Pengunjung yang mengambil foto terkadang tidak sadar bahwa gaya fotonya dapat merusak giant letter. Contohnya pada foto 2, pengunjung tidak sadar bahwa duduk diatas dapat merusak giant letter yang notabene terbuat dari papan.

Pengunjung yang datang tidak hanya meninggalkan memori berharga, namun ada beberapa pihak yang meninggalkan jejak yang negatif, contohnya vandalisme. Kurangnya rasa menghargai menjadi salah satu penyebab vandalisme terjadi. Contoh nyata jelas pada foto 1 dan 3.


SOLUSI  :


Balik lagi ke diri kita sendiri. Mulai dari diri sendiri yang menanamkan sikap rasa menghargai objek wisata terlebih lagi warga Makassar seharusnya punya kesadaran dan sikap memiliki serta bangga akan potensi daerahnya. Sikap ini khususnya akan meminimalisir tingkat vandalisme yang marak terjadi.

Langkah lain yang dapat diambil adalah pemerintah daerah dapat mengunjungi beberapa sekolah dan memberikan materi akan pentingnya menghargai potensi daerah sejak dini.


2) Rendahnya pengawasan pengelola

Aksi vandalisme yang sering terjadi di Pantai Losari disebabkan oleh pengawasan yang kurang sehingga menyebabkan para pelaku bertingkah semaunya karena tidak ada yang jaga.


SOLUSI :



Setidaknya pengelola membuat jadwal rutin pengawas sehingga kapanpun selalu ada pengawas. Bagi pengawas sendiri apabila melihat pelaku tindakan tidak benar terhadap objek wisata, bisa langsung menegur pelaku dan memberi pengertian untuk menghargai objek wisata. Apabila pelaku masih membangkang, pemberian sanksi merupakan jalan terbaik agar menimbulkan efek jera.




Mimin berharap semoga Pantai Losari menjadi sektor pariwisata mancanegara yang berkelas internasional. Semoga kesadaran menghargai objek wisata tertanam di setiap pengunjung terlebih warga setempat. Secara garis besar Mimin berharap Makassar menjadi kota destinasi wisata baik nasional maupun internasional.

Jangan lupa kunjungi Makassar kalau mencari tempat wisata!!! ^^

EWAKO MAKASSAR!!

Penulis (Mimin):
Jovinson Tansil

Share This Article


Copyright © 2014 CakrawalaUnik